Senin, 24 September 2012

DESA WATESJAYA BAGIAN DARI BIOREGION DAS CISADANE



Daerah Aliran Sungai (DAS) diartikan sebagai kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografis yang menampung, menyimpan dan mengalirkan air hujan yang jatuh di atasnya ke sungai yang akhirnya bermuara ke Laut. Daerah aliran sungai terbagi menjadi daerah hulu,tengah dan hilir. 

Secara biogeofisik daerah hulu DAS memiliki kerapatan drainase lebih tinggi dan daerah dengan kemiringan lereng besar (>15%). Walupun bukan merupakan daerah banjir dengan karakteristik tersebut daerah hulu mempunyai arti penting terutama dari segi perlindungan fungsi tata air. Daerah ini merupakan daerah yang perlu dikonservasi karena kegiatan di daerah hulu akan menimbulkan dampak di daerah hilir dalam bentuk perubahan fluktuasi debit dan perpindahan sedimen serta material terlarut dalam sistem aliran airnya. 

Keterkaitan DAS hulu dan hilir melalui daur hidrologi yaitu bagian hulu mempunyai perlindungan terhadap DAS bagian hilir yang rentan terhadap bahaya erosi dan banjir.  Oleh karena itu DAS bisa dikatakan sebagai sebuah bioregion karena adanya keterkaitan berbagai komponen di dalam DAS tersebut seperti ekosistem yang terdiri dari unsur utama vegetasi, tanah, air dan manusia dengan aktivitas didalamnya yang membentuk suatu kesatuan yang teratur secara ruang (spasial), fungsi dan waktu.  

Bioregion (ruang hidup) itu sendiri  menurut Miller (1996) merupakan sebuah ruang gegrafis yang memiliki kesatuan ekosistem yang ditandai bentuk muka bumi, tutupan vegetasi, budaya manusia dan sejarah.
Sungai Cisadane di Desa Watesjaya (Dok.pribadi)
            Desa yang berada paling hulu DAS Cisadane adalah Desa Watesjaya. Desa ini secara administrasi terletak di kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Secara Ekologi merupakan bagian dari Bioregion DAS Cisadane yang perlu dikonservasi agar tidak merusak Desa-Desa yang berada di bawahnya. Aliran Sungai utama Cisadane mengalir di desa ini sepanjang 6 km dengan 16 subdas anakan sungai cisadane.

2 komentar:

Rita mengatakan...

wah nambah lagi nih istilah. bioregion. sedangkan terminologi DAS aja udah bikin keder, tambah lagi yg ini. seneng amat yah orang membuat istilah. apa untungnya.

kalo buat peneliti nambah kredit poin lah. bisa presentasi di ajang bergengsi. tapi kalo buat masyarakat setempat, apa untungnya. apa pula konsekuensi hadirnya istilah-istilah ini kedalam kehidupan kesehariannya.

semoga cepat lulus jadi sarjana mbak tati! dan bisa menjawab berbagai persoalan di bioregion Cisadane.

Tie Kuteta mengatakan...

amienn..aku harap juga begitu..cepat-cepat lulus,sudahh bosan dengan kata bioregion dan konservasi.. aku mempelajari ini setaun sampai aku tidak mau mendengar ini lagi setelah lulus...hehe...
tulisan ini hanya menceritakan alasan kenapa aku memilih desa ini untuk penelitian sebagai desa yang aku rencanakan menuju desa konservasi...