Pada tanggal 7/10/2014 handphoneku berdering dengan nada dering lagu kesukaan ku "bukatitik jos gandhos". Siang itu ternyata yang sedang menelpon ku adalah Pak Dekan universitas ternama di negeri ini.
Assalam mualaikum sapanya dalam handphone ku jawab wa alaikum salam. Hari sapa nya setelah uluk salam, kamu bisa datang hari rabu besok? Insya Allah bisa pak, oke kalau kamu bisa datang nanti kamu kontak sekertarisku yaa. Oh siap pak....
Hari rabu pagi kami menggadakan acara festival LABU Nusantara, sesuai obrolan kita dan apa yang kamu pilih sebagai jalan hidupmu, kamu bisa memulainya di acara ini dalam hal pengelolaan sampah. Dimana pada acara ini nantinya saya mempunyai konsen terhadap permasalahan sampah paska acara festival selesai.
Saya juga berharap Hari dan kawan Hari bisa mengawasi dari hal penerapan memilah sampah dan memisahkannya menjadi tiga jenis yaitu sampah plastic, kertas dan sampah organik sisa makanan dari para undangan yang hadir pada acara tersebut. Kamu dan kawanmu tolong pastikan dan mengnigatkan pada para orang-orang yang hadir dalam festival ini untuk memisahkan sampahnya ke dalam tiga jenis sampah yang sudah di siapkan tempatnya, tutur pak Dekan padaku. Siap pak... Nanti aku akan sosialisasikan dan akan saya bantu ingatkan para undangan yang hadir untuk membuang sampahnya pada tempatnya dan bedasarkan jenisnya. Ok kalau begitu sampai ketemu hari rabu yaa Hari, siap laksanakan. Tutup obrolan via telpon dengan pak Dekan.
Maksud dari permintaan dari pak Dekan tadi sebenarnya sudah saya tangkap. Tujuan membuang sampah pada tempatnya itu sebenarnya untuk apa? Tujuannya adalah supaya orang-orang yang datang pada acara festival tersebut bisa memulai memisahkan sampahnya dari diri masing-masing serta sudah memulai prilaku buang sampah tidak sembarangan. Namun seperti kebayakan orang kita? Ternyata walau sudah di siapkan tempat sampahnya serta di setiap MC dan pembawa acara mengumumkan untuk membuang sampah pada tempatnya ternyata masih ada juga orang yang masih tidak membuang sampahnya pada tempat yang telah di sediakan.
Namun memang saya akui merubah prilaku itu tidak semudah membalikan tangan? Alasannya kenapa? Aku juga gak tau. Mungkin mereka malas beranjak dari tempat duduknya? Atau malah mereka tidak mengerti tentang sampahnya di buang kemana? Apa malah mereka juga pengen menggujiku dan kawanku, supaya menegor mereka? Aku gak mudeng (ngerti) itu semua. Yang jelas aku selalu berada tak jauh di dekat tempat sampah yang telah di sediakan oleh para panitia Festival?
Tapi kenapa mereka juga tidak bergerak menghampiri tempat sampah yaa. Oh aku tau mungkin memang sampah itu menjadi sesuatu yang memalukan. Atau malah memang sampah itu menjijikan. Ah masak iya.... Kalau memang menjijkana kenapa mereka tidak membawa wadah atau tempat dari rumahnya? Padahal pak Dekan yang jelas-jelas orang yg top markotob aja bisa memisahkan sampahnya sendiri tampa malu. Kok masak iya orang yang hanya hadir sebagai tamu undangan masih ada yang belum menyadari kalau sampah itu harusnya di pilah oleh orang itu sendiri, padahal itu sampah yang di hasilkan dari orang tersebut. Lah aku yang memilih jalan hidup menggolah sampah yang penuh arti bagi saya hanya bisa ngeleng-ngeleng kepala melihat itu semua. Oh aku tau mungkin orang-orang itu belum tau tentang hal itu (memilah sampah dan membuang pada tempatnya) ah gak mungkin lah mereka gak tau. Kan setiap acara rehat selalu di umumkan agar membuang sampahnya pada tempatnya.
Atau mungkin orang-orang itu pura-pura ngak enggeh kali yaa? Oh bisa jadi atau malahan mereka itu golongan (......) Silakan di simpulkan sendiri yaa.
Masak sih mereka gak tau itu? Gak mungkin-ngak mungkin..... Anak-anak aja yang ikutan hadir mereka malah tau dimana tempat sampah plastic. Dimana tempat sampah kertas dan dimana tempat bekas bekas sisa makanan organik. Walah..walah masak iya orang-orang itu gak tau itu pasti hanya sebuah alasan. Tapi kalau semua orang berprilaku seperti itu apa jadinya dunia ini? apa jadinya sungai-sungai yang ada di dekatnya? apa jadinya lingkungan Sekitarnya? Wah aku hanya bisa kawatir doang.....
Tapi untungnya kawanku dan aku masih sadar (segelintir orang) kalau aku juga acuh tak acuh dengan kondisi itu, aku gak bisa banyangkan jika ada sepuluh yang bikin acara yang serupa berapa banyak sampah yang di hasilkan? Untungnya Pak Dekan dengan sigap sebelum bikin acara besar juga ikut memikirkan sampahnya harusnya di kemanakan?
Terimakasih Pak Dekan telah mengajak orang gila ini untuk memikirkan solusi sampah di acara itu. Hasil dari sampah yang di hasilkan dari acara festival tersebut setiap kantongnya seberat 3kg untuk sampah plastik. 3 kg sampah kertas dan kurang lebih setegah plastik sampah dras back sampah organiknya seberat 5,5 kg. Tapi walau pun berat sampah organiknya ternyata di sekitar tempat acara ada lobang-lobang biopori.... Yaaa akhirnya dengan berat sampah organik seberat 11kg bisa di masukan ke 5 lobang biopori.
Aku gak kebayang seandainya paska acara sampahnya gak di angkut dan tiba-tiba hujan turun lari kemana yaa kira-kira sampah itu? Dan akan menjadi apa kalau hanya di diamkan tampa di olah? Waduh aku gak tau, mungkin bisa bikin di sekitar kita bau, selokan mampet, sampah berserakan di jalan-jalan. Atau malahan kemana yaa? Saya tak habis pikir kok masih ada yaa orang yang belum perduli dan memilah sampahnya? Lah pastinya namanya juga hidup pastinya butuh kesimbangan, kalau semuannya melakukan tentunya jadi apa yaa?
Nah tapi kalau semuanya cuek juga terjadi apa yaa? Kalau semuanya melakukan pemilahan pastinya masuk surga semua? Lantas siapa penghuni neraka nantinya? Yaa aku sebagai manusia yaa hanya bisanya cuman menggigatkan saja surga dimana dan neraka dimana? Apa yang kita perbuat sebenarnya sudah menjadi gambaran surga dan neraka itu.
Kalau mau masuk surga yaa tinggal tentukan apa yang harus dilakukan? Kalau ingin melihat surga yaa tinggal kamu lihat sungai-sungai sekitarmu tinggal. Bukankah sungai juga ada di surga?
Pertanyaanya sungai seperti apa yang di maksud. Tentunya yaa yang bagus baguus dan kalau melihat neraka yaa yang di gambarkan dengan yang jelek-jelek dan yang rusak-rusak. Sekarang tinggal pilih aja sampah adanya dimana? Tempat sampah ada dimana? Siapa yang nyampah? Mau di apakan sampahnya? Silakan di jawab bertdasarkan perspektif masing-masing. Tinggal tanya pada diri kita sendiri sampahku tanggung jawab siapa? Sampahmu tanggung jawab siapa? Dan siapa seharusnya yang bertangung jawab itu semua.
Sila dijawab, makasih.
Belajar dari gerakan air Kelompok Peduli Ciliwung (KPC), terbersit untuk melakukan gerakan serupa untuk Sungai Cisadane. Dari sekelompok anak manusia yg bertempat-tinggal di Bogor dimana Sungai Cisadane mengalir deras.
Rabu, 08 Oktober 2014
Senin, 06 Oktober 2014
Demi Cinta Jadi "gila", Demi Sungai Berbuat Sesuatu
Walah walah walah mimpi lagi mimpi lagi, kapan yaa aku bagun dari mimpi? Ujung-ujungnya karna banyaknya sampah yg di buang ke sungai, aku memilih jadi pemulung. Barangkali setelah jadi pemulung aku jadi bosnya pemulung he he he.
Bikin lapak aja kelabakan kok malah mau jadi bos pemulung, mikirin makan aja kelabakan kok malah sok jago, mikirin kebutuhan rumah aja bingung kok malah sok sok an.
Aku bigung harus berbuat apa? Bermimpi terus, kapan bangunnya? Berbuat sesuatu hanya di anggap orang gila? Kapan yaa sungai-sungai di dekatku tinggal seperti itu? Apa perlu ada revolusi? Apa perlu ada gerakan? Apa perlu ada peraturan khusus?
Ah semua itu sebenarnya sudah ada namun, implementasinya hanya seremoni belaka. Tak perlu repot, tak perlu bingung, tak perlu tunggu berfikir panjang? Yang perlu hanya, mari kita singsingkan legan baju kita, bagun dari mimpi, berbuat sekecil burung pipit yang terpenting konsisten.
Sudah bosan hidup karna bermimpi, sudah bosan hidup berteori, sudah bosan hanya melihat perbandingan, bahkan sudah jenuh melihat dan melihat, ingin aksi tapi seperti orang gila. Sudah jenuh saling menyalahkan kini saatnya Revolusi Mental. Berubah bagi yang mau, dirubah bagi yang gak mau, dipaksa bukan jamannya lagi, diperintah sudah tak percaya sama yang memerintah.
Kini tinggal hati yang bicara seperti kata cinta? Jika kita cinta tanpa disuruh pun akan bertindak, jika kita cinta hati akan berkata, jika cinta bicara selesailah semua masalah. Berbuat sesuatu dengan cinta pastinya cukup menyenangkan, berbuat dengan cinta tak perduli walau mabuk kepayang, bergerak dengan cinta tentunya tak perduli walau di anggap gila.
Gila bukan arti sebenarnya dari kata gila? Namun gila akan berbuat sesuatu yang indah maupun yang di anggap tidak indah supaya menjadi indah. Cintailah terlebih dahulu niscaya akan ada getaran untuk bergerak, lihatlah terlebih dahulu niscaya akan tahu apa yang terjadi di sekitarnya, berteriaklah sekeras sampai habis suaramu jika tampa cinta dan mencintai sekitarmu, ah itu semua percuma.
Tidak ada yang percuma di dunia ini kalau mau merubahnya, berubahlah dari diri sendiri baru mengajak orang, berteriak dari diri baru di dengar yang lain. Seperti halnya air yang menggalir dari gunung yang katanya banyak asamnya, mengalir ke laut yang banyak garamnya. Asam garam adalah sebuah kiasan untuk orang-orang yang memiliki pengalaman, tinggal mempraktekannya saja.
Padahal walau air sungai datang dari hulunya, dimana gunung-gunung terlihat tinggi jika dilihat dari laut, sebaliknya laut terlihat lebih luas jika dilihat dari gunung. Bukan sebaliknya "kita" terus bermimpi, dimana air sungai sesungguhnya di setiap alirannya pastinya ada hambatan.
Apa itu? Itu semua sama halnya dengan pikiran kita, pandangan kita, cara kita menyikapi. Semua itu tinggal dijalankan supaya bermuara pada akhirnya dimana tempat luas dan nyaman nantinya, namun semua itu butuh perjuangan kawan? Kadang harta harus di perjuangkan, kadang pikiran, kadang tenaga, bahkan kadang nyawa sebagai taruhanya.
Berbuatlah sekecil yang kamu bisa niscaya perbuatanmu itu bisa mengispirasi, kawan, keluargan, kerabat dan suadara-saudara-i lainya. Bagunlah dari mimpi, dari sekarang, bagun, bagun dan bagunlah negrimu dari tanganmu. Niscaya negrimu jadi indah seindah apa yang kita baca saat ini. Wasalam.
Bikin lapak aja kelabakan kok malah mau jadi bos pemulung, mikirin makan aja kelabakan kok malah sok jago, mikirin kebutuhan rumah aja bingung kok malah sok sok an.
Aku bigung harus berbuat apa? Bermimpi terus, kapan bangunnya? Berbuat sesuatu hanya di anggap orang gila? Kapan yaa sungai-sungai di dekatku tinggal seperti itu? Apa perlu ada revolusi? Apa perlu ada gerakan? Apa perlu ada peraturan khusus?
Ah semua itu sebenarnya sudah ada namun, implementasinya hanya seremoni belaka. Tak perlu repot, tak perlu bingung, tak perlu tunggu berfikir panjang? Yang perlu hanya, mari kita singsingkan legan baju kita, bagun dari mimpi, berbuat sekecil burung pipit yang terpenting konsisten.
Sudah bosan hidup karna bermimpi, sudah bosan hidup berteori, sudah bosan hanya melihat perbandingan, bahkan sudah jenuh melihat dan melihat, ingin aksi tapi seperti orang gila. Sudah jenuh saling menyalahkan kini saatnya Revolusi Mental. Berubah bagi yang mau, dirubah bagi yang gak mau, dipaksa bukan jamannya lagi, diperintah sudah tak percaya sama yang memerintah.
Kini tinggal hati yang bicara seperti kata cinta? Jika kita cinta tanpa disuruh pun akan bertindak, jika kita cinta hati akan berkata, jika cinta bicara selesailah semua masalah. Berbuat sesuatu dengan cinta pastinya cukup menyenangkan, berbuat dengan cinta tak perduli walau mabuk kepayang, bergerak dengan cinta tentunya tak perduli walau di anggap gila.
Gila bukan arti sebenarnya dari kata gila? Namun gila akan berbuat sesuatu yang indah maupun yang di anggap tidak indah supaya menjadi indah. Cintailah terlebih dahulu niscaya akan ada getaran untuk bergerak, lihatlah terlebih dahulu niscaya akan tahu apa yang terjadi di sekitarnya, berteriaklah sekeras sampai habis suaramu jika tampa cinta dan mencintai sekitarmu, ah itu semua percuma.
Tidak ada yang percuma di dunia ini kalau mau merubahnya, berubahlah dari diri sendiri baru mengajak orang, berteriak dari diri baru di dengar yang lain. Seperti halnya air yang menggalir dari gunung yang katanya banyak asamnya, mengalir ke laut yang banyak garamnya. Asam garam adalah sebuah kiasan untuk orang-orang yang memiliki pengalaman, tinggal mempraktekannya saja.
Padahal walau air sungai datang dari hulunya, dimana gunung-gunung terlihat tinggi jika dilihat dari laut, sebaliknya laut terlihat lebih luas jika dilihat dari gunung. Bukan sebaliknya "kita" terus bermimpi, dimana air sungai sesungguhnya di setiap alirannya pastinya ada hambatan.
Apa itu? Itu semua sama halnya dengan pikiran kita, pandangan kita, cara kita menyikapi. Semua itu tinggal dijalankan supaya bermuara pada akhirnya dimana tempat luas dan nyaman nantinya, namun semua itu butuh perjuangan kawan? Kadang harta harus di perjuangkan, kadang pikiran, kadang tenaga, bahkan kadang nyawa sebagai taruhanya.
Berbuatlah sekecil yang kamu bisa niscaya perbuatanmu itu bisa mengispirasi, kawan, keluargan, kerabat dan suadara-saudara-i lainya. Bagunlah dari mimpi, dari sekarang, bagun, bagun dan bagunlah negrimu dari tanganmu. Niscaya negrimu jadi indah seindah apa yang kita baca saat ini. Wasalam.
Sabtu, 04 Oktober 2014
Jangan Hanya Mengharap.com
Kapan yaa, sungaiku bersih lagi. Kapan yaa, sungaiku bebas sampah. Kapan yaa, istriku bisa mensortir sampah, biar aku bisa melanglang buana lagi, keliling sungai Indonesia. Kapan yaa, lingkunganku bisa sarling (sadar lingkungan). Kapan yaa, mimpiku bisa terwujud, akan sungai yang berair bening, ditumbuhi rerimbunan pohon, serta bebas dari sampah.
Ah itu hanya mimpi, jangan mengharaplah. Terkecuali banyak orang yang sadar akan lingkungannya, banyak orang yang perduli, banyak orang yang mau melakukan untuk sungainya, banyak orang yang mau memanfaatkan sungai lagi sebagai tempat mandi dan cuci serta banyak yang menjaga sungainya sendiri.
Emang sungai ada yang punya? Oh yaa aku lupa kan sungai itu milik public yang punya banyak orang dan yang harusnya merawat itu public atau orang banyak. Tapi kenapa kalau sungai itu milik public ada yang namanya privatisasi sungai? Penguasaan sepadan sungai?
Dan mengapa masih banyak orang-orang yang membuang sampah dan limbah ke sungai? Katanya tanah dan air juga di kuasai oleh Negara untuk kemakmuran Rakyat? Dan katanya juga ada balai yang mengurusi sungai, kenapa sungai masih ada yang tak terurus?
Misalnya sungai di jadikan tempat pembuangan limbah, sungai di jadikan tempat sampah? Apa benar sungai sekarang di jadikan tempat sampah? Kalau memang benar nanti pelangan Bank sampahku tak suruh nungguin sungai aja biar dapat sampah banyak dan di timbang ke Bank sampahku.
Mengharap.com adalah sebuah harapan akan mimpi kecil di sebuah kampung di bawah Gunung Halimun Salak (Kp. Ciketug Lebak, Desa Pangkal Jaya, Kec. Nanggung, Kab. Bogor). Untuk mewujudkan mimpinya membuat satu kampung percontohan, yang bersih dari sampah, tidak kekurangan air, sungainya bening lagi dan tanaman hutan serta petaninya lestari.
Mengharap.com ini yang di harapkan oleh anak manusia ini, yang berani mengambil langkah membuat Bank sampah hanya bermodalkan dengkul serta berani meninggalkan tempat kerjanya. Demi bisa membelajari istrinya untuk memelihara lingkungannya serta mengajari memilah sampah supaya sampahnya bisa disulap jadi pendapatan.
Disamping itu juga supaya bisa mengajak warga lainya di kampungnya tinggal untuk lebih perduli akan lingkungan sekitarnya. Mengharap.com adalah sebuah tulisan yang diharapkan menjadi kenyataan. Namun bukan hanya si penulis, hanya bisanya cuman mengharap.com tapi juga bisa melakukan aksi nyata serta turun langsung berbagi ilmu yang mana si penulis dapat selama melanglang buana.
Si penulis riwayat kecilnya adalah seorang pemulung, karna pemulung dilarang masuk dimana-mana akhirnya si pemulung memilih mengganti profesi sebagai pengelolah sampah. Siapa lagi yang memiliki harapan yang sama?
Ayoo bergabung dan lebih melakukan aksi nyata ketimbang hanya bisanya berharap.com, atau mengharap.com. Tunggu harapan-harapan lainya dari orang-orang selain penulis ini.
Saran jangan hanya mengharap.com, lakukan yang bisa dilakukan selama masih bisa melakukan dan jangan menunda-nunda, sebelum waktu itu menjemputmu serta meninggalkanmu. Selamat melakukan ketimbang mengharap.com, selamat mencomba ketimbang mengharap.com, selamat dan selamat membaca Mengharap.com.
Terimakasih telah mau membaca harapan dan mimpi-mimpi Mengharap.com
Ah itu hanya mimpi, jangan mengharaplah. Terkecuali banyak orang yang sadar akan lingkungannya, banyak orang yang perduli, banyak orang yang mau melakukan untuk sungainya, banyak orang yang mau memanfaatkan sungai lagi sebagai tempat mandi dan cuci serta banyak yang menjaga sungainya sendiri.
Emang sungai ada yang punya? Oh yaa aku lupa kan sungai itu milik public yang punya banyak orang dan yang harusnya merawat itu public atau orang banyak. Tapi kenapa kalau sungai itu milik public ada yang namanya privatisasi sungai? Penguasaan sepadan sungai?
Dan mengapa masih banyak orang-orang yang membuang sampah dan limbah ke sungai? Katanya tanah dan air juga di kuasai oleh Negara untuk kemakmuran Rakyat? Dan katanya juga ada balai yang mengurusi sungai, kenapa sungai masih ada yang tak terurus?
Misalnya sungai di jadikan tempat pembuangan limbah, sungai di jadikan tempat sampah? Apa benar sungai sekarang di jadikan tempat sampah? Kalau memang benar nanti pelangan Bank sampahku tak suruh nungguin sungai aja biar dapat sampah banyak dan di timbang ke Bank sampahku.
Mengharap.com adalah sebuah harapan akan mimpi kecil di sebuah kampung di bawah Gunung Halimun Salak (Kp. Ciketug Lebak, Desa Pangkal Jaya, Kec. Nanggung, Kab. Bogor). Untuk mewujudkan mimpinya membuat satu kampung percontohan, yang bersih dari sampah, tidak kekurangan air, sungainya bening lagi dan tanaman hutan serta petaninya lestari.
Mengharap.com ini yang di harapkan oleh anak manusia ini, yang berani mengambil langkah membuat Bank sampah hanya bermodalkan dengkul serta berani meninggalkan tempat kerjanya. Demi bisa membelajari istrinya untuk memelihara lingkungannya serta mengajari memilah sampah supaya sampahnya bisa disulap jadi pendapatan.
Disamping itu juga supaya bisa mengajak warga lainya di kampungnya tinggal untuk lebih perduli akan lingkungan sekitarnya. Mengharap.com adalah sebuah tulisan yang diharapkan menjadi kenyataan. Namun bukan hanya si penulis, hanya bisanya cuman mengharap.com tapi juga bisa melakukan aksi nyata serta turun langsung berbagi ilmu yang mana si penulis dapat selama melanglang buana.
Si penulis riwayat kecilnya adalah seorang pemulung, karna pemulung dilarang masuk dimana-mana akhirnya si pemulung memilih mengganti profesi sebagai pengelolah sampah. Siapa lagi yang memiliki harapan yang sama?
Ayoo bergabung dan lebih melakukan aksi nyata ketimbang hanya bisanya berharap.com, atau mengharap.com. Tunggu harapan-harapan lainya dari orang-orang selain penulis ini.
Saran jangan hanya mengharap.com, lakukan yang bisa dilakukan selama masih bisa melakukan dan jangan menunda-nunda, sebelum waktu itu menjemputmu serta meninggalkanmu. Selamat melakukan ketimbang mengharap.com, selamat mencomba ketimbang mengharap.com, selamat dan selamat membaca Mengharap.com.
Terimakasih telah mau membaca harapan dan mimpi-mimpi Mengharap.com
Rabu, 01 Oktober 2014
Sortir Jenis Plastik dengan Jari Manis
Alhamdulillah, akhirnya setelah lama berkelana aku memilah lagi. Memilah sampah bedasarkan jenisnya. Kalau sudah banyak jenis sampah yang sudah disortir, nantinya akan di proses di mesin giling untuk di cacah.
Selanjutnya setelah di cacah akan di proses lagi oleh mesin biji plastik. Nah setelah jadi biji plastik inilah, plastik itu akan di cetak menjadi barang-barang kebutuhan rumah-tangga yang terbuat dari plastik.
Bahan plastik biasanya dikategorikan berdasarkan kandungan jenis dasarnya. Misalnya PP, PE, PPC, HD, HDPE, OPP, HDPP, PET dll. Nah.... Kalau sudah tau jenisnya akan di apakan plastik-plastik itu?
Yaa tentunya di buat plastik lagi, Plastik seperti apa yang di pesan oleh konsumen barang platik itu. Biasanya yang pesan kebanyakan barang dari jenis PP (polypropilen) wah aku lupa menulis nama latinya he he he.
Tolong di koreksi yaa bagi yang tau bahasa latinya, maklum aku belum pernah ke negara latin jadi yaa wajar kalau aku menulisnya pakai bahasa Indonesia, alasanya karna memang aku asli pool Indonesia alias Indonesia buanget. Wah kan, ngelantur lagi.
Tadi cerita tentang plastik kok malah cerita tentang Indonesia.... Apa takut gak di akui? weleh-weleh kalau ada yang menpertanyakan tentang itu tunjukan saja KTPnyaa, Indonesia asli atau Indonesia abal-abal he he he bercanda loh, memang aku ini dari sononya keturunan orang Indonesia yaitu Indonesia Hebat bat bat bat....
Loh ngelantur lagi kan cerita jenis plastiknya mana? Oh yaa jadi lupa lagi. Tadi sampai mana yaa.. Ceritanya? Oh jenis plastic polly propilen (PP), dan HD yaa?
Yang banyak di pesan memang dari jenis PP, karna jenis PP dan HD yang agak laku di pasaran, Oh begitu toh? Iyalah masak iya iya dong.
Lantas apa hubungannya sampah yang sudah dipilah dengan jenis-jenis sampah yang di sebutkan tadi? Yaa jelas ada hubunganya lah. La wong jelas sama-sama plastik, cuman jenisnya tadi, ibarat orang yang membedakan adalah namaya, nah kalau di plastik yg membedakan adalah nama dan jenisnya, mudeng toh (ngerti kan)?
Nah kalau sudah ngerti mungkin itu dulu cerita pagi menjelang siang ini, Selamat membaca yaa, Mohon maaf jika ada salah kata dalam penulisan maupun yang merasa tersinggung, Karna niat hati bukan untuk menyinggung, melaikan menuliskan apa yang saya tau, dan tentunya menulisnya pakai jari yang lahir dari hati.....
Selamat membaca.
Aneka sampah plastik yg siap disortir. |
Bahan plastik biasanya dikategorikan berdasarkan kandungan jenis dasarnya. Misalnya PP, PE, PPC, HD, HDPE, OPP, HDPP, PET dll. Nah.... Kalau sudah tau jenisnya akan di apakan plastik-plastik itu?
Yaa tentunya di buat plastik lagi, Plastik seperti apa yang di pesan oleh konsumen barang platik itu. Biasanya yang pesan kebanyakan barang dari jenis PP (polypropilen) wah aku lupa menulis nama latinya he he he.
Tolong di koreksi yaa bagi yang tau bahasa latinya, maklum aku belum pernah ke negara latin jadi yaa wajar kalau aku menulisnya pakai bahasa Indonesia, alasanya karna memang aku asli pool Indonesia alias Indonesia buanget. Wah kan, ngelantur lagi.
Tadi cerita tentang plastik kok malah cerita tentang Indonesia.... Apa takut gak di akui? weleh-weleh kalau ada yang menpertanyakan tentang itu tunjukan saja KTPnyaa, Indonesia asli atau Indonesia abal-abal he he he bercanda loh, memang aku ini dari sononya keturunan orang Indonesia yaitu Indonesia Hebat bat bat bat....
Loh ngelantur lagi kan cerita jenis plastiknya mana? Oh yaa jadi lupa lagi. Tadi sampai mana yaa.. Ceritanya? Oh jenis plastic polly propilen (PP), dan HD yaa?
Yang banyak di pesan memang dari jenis PP, karna jenis PP dan HD yang agak laku di pasaran, Oh begitu toh? Iyalah masak iya iya dong.
Lantas apa hubungannya sampah yang sudah dipilah dengan jenis-jenis sampah yang di sebutkan tadi? Yaa jelas ada hubunganya lah. La wong jelas sama-sama plastik, cuman jenisnya tadi, ibarat orang yang membedakan adalah namaya, nah kalau di plastik yg membedakan adalah nama dan jenisnya, mudeng toh (ngerti kan)?
Nah kalau sudah ngerti mungkin itu dulu cerita pagi menjelang siang ini, Selamat membaca yaa, Mohon maaf jika ada salah kata dalam penulisan maupun yang merasa tersinggung, Karna niat hati bukan untuk menyinggung, melaikan menuliskan apa yang saya tau, dan tentunya menulisnya pakai jari yang lahir dari hati.....
Selamat membaca.
Cerita Masa Kecil Inar
Kampung Pasir Parengpeng, Desa Pangkal Jaya, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, itu lah tanah kelahiran ku sejak kecil. Aku sekolah di SDN PANGKAL
JAYA.
Pulang sekolah aku nyari kayu bakar ya. Walaupun cape itu lah hidupku, kan ku jalani terus hidup ni. Akhirnya aku putus sekolah, padahal aku ingin banget di lanjutin sampe ke SMP. Tapi apa lah daya, ibuku ga setuju aku sekolah lagi.
Belajar membuat alamat email agar bisa menulis artikel di blog Cisadane. |
Pulang sekolah aku nyari kayu bakar ya. Walaupun cape itu lah hidupku, kan ku jalani terus hidup ni. Akhirnya aku putus sekolah, padahal aku ingin banget di lanjutin sampe ke SMP. Tapi apa lah daya, ibuku ga setuju aku sekolah lagi.
Cerita Demo Sungai
Cerita demo ..... Minggu 27-09-2014
Berangkat 07.00. Dari kampungku ber-tiga yg berangkat ikut demo. Nyampe di setasiun Bogor, pas di dalam kereta rasanya aku ngantuk banget. Akhirnya nyampe juga di Pasar Minggu.
Eh kirain mau dijemput, ternyata jalan kaki. Aduuuh cape banget. Tapi pas datang ke beskem Condet, alhamdulilah disambut baik sama meraka.
Sampe kecapeaannya, aku langsung tidur di beskem Condet, supaya pres buat besok. Rencananya mau demo ke Blok M.
Ahirnya mau berangkat juga. Walaupun naik angkot tapi seru juga sih. Akhirnya nyampe juga ke Blok M. Di situlah aksi kami di lakukan......
Akhirnya diijinkan juga masuk, tapi kalw aku ngga di ijinin masuk. Suruh nungguin di pinggir jalan sampe kepanasan............
Akhirnya satu persatu keluar sampe kumpul. Pas kumpul kami jalan cari makan........
Udah selesai kita makan, kita jalan lagi sambil poto2. Jalan lagi ke Mol Blok M. Akhirnya udah jalan2, kita nyetopin mobil untuk pulang ke Condet. Pas di Condet, tadinya mau pulang eh ternyata besoknya ada rapat. Ga jadi deh pulangnya.
Akhirnya nginep lagi. Malam telah berlalu, pagi pun menyambutku. Akhir satu persatu pada datang yang mau rapat. Akhirnya rapat dimulai.
Alhamdulilah di situ, aku jadi tau tentang komunitas.
Eh kirain mau dijemput, ternyata jalan kaki. Aduuuh cape banget. Tapi pas datang ke beskem Condet, alhamdulilah disambut baik sama meraka.
Sampe kecapeaannya, aku langsung tidur di beskem Condet, supaya pres buat besok. Rencananya mau demo ke Blok M.
Ahirnya mau berangkat juga. Walaupun naik angkot tapi seru juga sih. Akhirnya nyampe juga ke Blok M. Di situlah aksi kami di lakukan......
Demo Sungai di Kantor BBWS Jakarta. |
Akhirnya diijinkan juga masuk, tapi kalw aku ngga di ijinin masuk. Suruh nungguin di pinggir jalan sampe kepanasan............
Akhirnya satu persatu keluar sampe kumpul. Pas kumpul kami jalan cari makan........
Udah selesai kita makan, kita jalan lagi sambil poto2. Jalan lagi ke Mol Blok M. Akhirnya udah jalan2, kita nyetopin mobil untuk pulang ke Condet. Pas di Condet, tadinya mau pulang eh ternyata besoknya ada rapat. Ga jadi deh pulangnya.
Akhirnya nginep lagi. Malam telah berlalu, pagi pun menyambutku. Akhir satu persatu pada datang yang mau rapat. Akhirnya rapat dimulai.
Alhamdulilah di situ, aku jadi tau tentang komunitas.
Harapan Saya untuk Cikaniki
Harapan
saya untuk Sungai Cikaniki adalah aku pengen Cikaniki seperti dulu airnya bersih, gak ada limbah seperti sekarang. Aku pengen Cikaniki bersih lagi ga ada limbah...
Inar dan Kikuk di Imah Cai, 1 Oktober 2014. |
Kan kalw bersih bisa dimanpaatin masarakat juga. Ga
seperti sekarang, masarakat ga bisa memanpaatkan Cikaniki karna Cikaniki yg sekarang banyak limbahnya. Saat aku menjumpai Cikaniki, waduuuh aku cuma bisa
geleng kepala. Ga seperti dulu airnya yang bersih sejuk dan ikannya pun
banyak. Ga seperti sekarang, jangan kan ikannya yang bisa di manpaatin, airnya pun
ga bisa di manpaatin karna limbah.
Gila iye kali aing mni dangkal. |
Gambar diambil dari facebook saya yg diunggah tanggal 26 September 2014. https://www.facebook.com/photo.php?fbid=577227239073185&set=a.102896963172884.2307.100003577413122&type=1&theater
Langganan:
Postingan (Atom)