Kamis, 26 Mei 2011

Sumber Air Baku di Tamansari


Ketersedian air di wilayah hulu Cisadane masih terjaga dengan baik, jumlah airnya masih cukup melimpah. Kondisi itu lah yang terlihat di tiga bak penampungan air di wilayah hulu Sub DAS Ciapus – DAS Cisadane. Bak penampungan dibuat oleh masyarakat Kampung Bobojong untuk menampung air yang mengalir dari Sungai Ciapus, tujuannya untuk dijadikan sebagai air baku yang dapat dikonsumsi khususnya untuk minum dan memasak.

Lokasi bak penampungan dapat ditempuh dari Kampung Bobojong dengan berjalan kaki selama 30 menit dengan menelusuri jalan setapak kearah Gunung Salak. Sepanjang perjalanan menuju lokasi nampak membentang tanaman pohpohan yang dijadikan sebagai usaha oleh masyarakat setempat. Kondisi tiga bak penampungan sudah dibuat dengan ukuran dan bahan material yang berbeda. Satu diantaranya dibuat secara semi permanen dari tumpukan karung berpasir, sedangkan dua diantaranya dibuat secara permanen menggunakan semen. Lokasi antar ketiga bak penampungan tidak begitu jauh, semua terhubung oleh pipa-pipa yang sudah dipasang dari hulu ke hilir.

Air baku yang dihasilkan berasal dari aliran Sungai Ciapus, masyarakat membuat semacam saluran irigasi dari badan sungai yang diarahkan kepada bak penampung pertama. Air yang sudah tertampung kemudian disalurkan kepada bak penampung kedua dan ketiga yang lokasi berada dibawah. Proses pendistribusian antar bak menggunakan sistem gravitasi, sehingga air dapat mengalir melalui pipa-pipa yang sudah dipasang. Jumlah debit air yang dihasilkan belum dapat diketahui oleh masyarakat, karena selama ini masyarakat tidak pernah menghitungnya, yang terpenting bagi mereka ketersedian air tetap terjaga.

Ada tiga desa di Kecamatan Tamansari yang sudah menerima manfaat, yaitu Desa Tamansari, Desa Sukaresmi dan Desa Saluyu. Selain itu, sumber air baku juga dimanfaatkan oleh beberapa pemilik perusahaan maupun pribadi, seperti Yayasan Budha, Dian Wisata serta vila-vila di sekitarnya. Diperkirakan ada lebih dari 2500 KK pengguna air baku di Wilayah Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor.

Vitalnya keberadaan bak penampung, belum didukung oleh jaminan keamanan dan perawatan di lapangan. Rentannya keberadaaan bak penampung karena berada di bantaran sungai, sehingga jika terjadi banjir bandang maka akan mengakibatkan kerusakan pada bak dan pipa saluran bahkan terkadang hilang terbawa arus. Kejadian tersebut dapat berdampak terhadap berkurangnya pasokan air ke beberapa wilayah termasuk pengguna yang lain. Biasanya paska banjir bandang pasokan air dapat terhenti sekitar 3 – 7 hari, tergantung tingkat kerusakan. Apa jadinya jika bak penampung air tersebut hancur? Bisa dibayangkan apa dampak sosial akibat dari kejadian tersebut…

Sandika Ariansyah

1 komentar:

Rita mengatakan...

hayang ngojay ...
seger banget kayaknya mandi di tuh bak penampungan. lebih mahal dibanding bathub italy tuh...