Sempadan sungai sering disebut juga disebut bantaran sungai. Namun sebenarnya ada sedikit perbedaan, karena bantaran sungai adalah daerah pinggiran sungai yang tergenang air pada saat banjir atau dikenal dengan bantaran banjir. Sedangkan sempadan sungai adalah daerah bantaran banjir ditambah lebar longsoran tebing sungai (sliding) yang mungkin terjadi, lebar bantaran ekologis dan lebar bantaran keamanan yang diperlukan, terkait dengan letak sungai (missal untuk areal pemukiman dan non-pemukiman) (Maryono, 2003).
Sempadan sungai, terutama di bantaran banjir merupakan daerah ekologi sekaligus hidrologis sungai yang sangat penting. Sempadan sungai tidak dapat dipisahkan dengan badan sungainya, karena merupakan kesatuan ekologis dan hidrologis dalam ekosistem sungai.
Gambar 1. Tipe umum penampang sungai dan penentu lebar daerah sempadan sungai.
Secara ekologis sempadan sungai merupakan “habitat ekosistem sungai berkembang”. Komponen vegetasi secara alami akan mendapatkan hara dari sedimentasi, selanjutnya vegetasi tersebut berfungsi sebagai pemasok untrisi untuk komponen fauna sungai dan sebaliknya. Dari proses tersebut terjalin suatu hubungan yang saling terkait atau mutualisme.
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 102 jenis tumbuhan dan 3 jenis bambu yang ditaman di bantaran dan sempadan DAS Ciliwung dan Cisadane (pratiwi, 2000). Kategorisasi jenis tumbuhan yang ditanam termasuk penghasil buah, pelindung/tanaman hias, dan penghasil kayu.
Beberapa jenis pohon alami dan budidaya yang sangat berpotensi sebagai penahan erosi yang umum di jumpai di pinggiran sungai yaitu:
Keberadaan komponen vegetasi harus terus dipertahankan keberadaannya, seperti jenis-jenis pohon diatas yang saat ini sudah mulai berkurang jumlahnya di alam akibat degradasi lingkungan oleh maraknya pembangunan yang tidak ramah lingkungan serta kesadaran manusia untuk mau menjaga dan melestarikan Sungai. Bagaimanapun sungai berikut bantaran dan sempadannya memiliki peran yang sangat penting dalam ekosistem DAS (Daerah Aliran Sungai).
Untuk itu kegiatan penanaman pohon atau reboisasi harus terus dilakukan baik secara individu maupun kelompok secara massif, agar ketersedian pohon tidak hilang. Karena bisa dibayangkan jika pepohonan di pinggir sungai tidak ada, maka bencana tidak akan terelakan lagi.
Kegiatan menanam untuk membantu memperbaiki kondisi ekosistem harus terus di galakan sehigga tercipta keseimbang alam untuk keberlanjutan hidup di masa mendatang. Dalam kontek ini, Iwan Fals sebagai maestro sudah menulis syair lagu dengan judul “Taman Siram Tanam”, berikut liriknya:
Tanam Siram Tanam
Iwan Fals
Tanam tanam tanam kita menanam
Tanam pohon kehidupan
Kita tanam masa depan
Tanam tanam tanam kita menanam
Jangan lupa disiram
Yang sudah kita tanam
Siram siram siram yo kita siram
Apa yang kita tanam
Ya mesti kita siram
Tanam tanam pohon kehidupan
Siram siram sirami dengan sayang
Tanam tanam tanam masa depan
Benalu benalu kita bersihkan
Biarkan anak cucu kita belajar dibawah pohon
Biarkan anak cucu kita menghirup udara segar
Biarkan mereka tumbuh bersama hijaunya daun
Jangan biarkan mereka mati dimakan hama kehidupan
Tanam tanam tanam ... siram
Tanam tanam tanam ... oi
Tanam tanam tanam ... siram
Tanam tanam tanam
2 komentar:
sandi, aku menikmati potongan artikel dari bahan text book hidrologi seperti ini. apalagi dikaitkan dengan jenis tanaman di sungai cisadane ini. bagus lagi kalau kita tahu dimana saja sempadan sungai dan bantaran banjir yg sudah tidak berfungsi semestinya. dan apa yg menjadi penyebabnya.
apa judul buku lengkap pak maryono 2003? mungkin sebaiknya referensi dituliskan di akhir artikel, sesuai etika penulisan dan pengutipan.
mantaaaaaaaap....
Posting Komentar